Pages

Selasa, 12 Juni 2012

IP Versi 4

Alamat IP versi 4 (sering disebut dengan Alamat IPv4) adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 4. Panjang totalnya adalah 32-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 4 miliar host komputer atau lebih tepatnya 4.294.967.296 host di seluruh dunia, jumlah host tersebut didapatkan dari 256 (didapatkan dari 8 bit) dipangkat 4(karena terdapat 4 oktet) sehingga nilai maksimal dari alamt IP versi 4 tersebut adalah 255.255.255.255 dimana nilai dihitung dari nol sehingga nilai nilai host yang dapat ditampung adalah 256x256x256x256=4.294.967.296 host. sehingga bila host yang ada diseluruh dunia melebihi kuota tersebut maka dibuatlah IP versi 6 atau IPv6.

Representasi Alamat
Alamat IP versi 4 umumnya diekspresikan dalam notasi desimal bertitik (dotted-decimal notation), yang dibagi ke dalam empat buah oktet berukuran 8-bit. Dalam beberapa buku referensi, format bentuknya adalah w.x.y.z. Karena setiap oktet berukuran 8-bit, maka nilainya berkisar antara 0 hingga 255 (meskipun begitu, terdapat beberapa pengecualian nilai)
Alamat IP yang dimiliki oleh sebuah host dapat dibagi dengan menggunakan subnet mask jaringan ke dalam dua buah bagian, yakni:
·         Network Identifier/NetID atau Network Address (alamat jaringan) yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat jaringan di mana host berada.
Dalam banyak kasus, sebuah alamat network identifier adalah sama dengan segmen jaringan fisik dengan batasan yang dibuat dan didefinisikan oleh router IP. Meskipun demikian, ada beberapa kasus di mana beberapa jaringan logis terdapat di dalam sebuah segmen jaringan fisik yang sama dengan menggunakan sebuah praktek yang disebut sebagai multinetting. Semua sistem di dalam sebuah jaringan fisik yang sama harus memiliki alamat network identifier yang sama. Network identifier juga harus bersifat unik dalam sebuah Internetwork. Jika semua node di dalam jaringan logis yang sama tidak dikonfigurasikan dengan menggunakan network identifier yang sama, maka terjadilah masalah yang disebut dengan routing error.
Alamat network identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255
·         Host Identifier/HostID atau Host address (alamat host) yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat host (dapat berupa workstation, server atau sistem lainnya yang berbasis teknologi TCP/IP) di dalam jaringan. Nilai host identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255 dan harus bersifat unik di dalam network identifier/segmen jaringan di mana ia berada.
Kelas-kelas alamat
Dalam RFC 791, alamat IP versi 4 dibagi ke dalam beberapa kelas, dilihat dari oktet pertamanya, seperti terlihat pada tabel. Sebenarnya yang menjadi pembeda kelas IP versi 4 adalah pola biner yang terdapat dalam oktet pertama (utamanya adalah bit-bit awal/high-order bit), tapi untuk lebih mudah mengingatnya, akan lebih cepat diingat dengan menggunakan representasi decimal
Kelas A
Alamat-alamat kelas A diberikan untuk jaringan skala besar. Nomor urut bit tertinggi di dalam alamat IP kelas A selalu diset dengan nilai 0 (nol). Tujuh bit berikutnya—untuk melengkapi oktet pertama—akan membuat sebuah network identifier. 24 bit sisanya (atau tiga oktet terakhir) merepresentasikan host identifier. Ini mengizinkan kelas A memiliki hingga 126 jaringan, dan 16,777,214 host tiap jaringannya. Alamat dengan oktet awal 127 tidak diizinkan, karena digunakan untuk mekanisme Interprocess Communication (IPC) di dalam mesin yang bersangkutan.

Kelas B

Alamat-alamat kelas B dikhususkan untuk jaringan skala menengah hingga skala besar. Dua bit pertama di dalam oktet pertama alamat IP kelas B selalu diset ke bilangan biner 10. 14 bit berikutnya (untuk melengkapi dua oktet pertama), akan membuat sebuah network identifier. 16 bit sisanya (dua oktet terakhir) merepresentasikan host identifier. Kelas B dapat memiliki 16,384 network, dan 65,534 host untuk setiap network-nya

Kelas C

Alamat IP kelas D disediakan hanya untuk alamat-alamat IP multicast, sehingga berbeda dengan tiga kelas di atas. Empat bit pertama di dalam IP kelas D selalu diset ke bilangan biner 1110. 28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali host. Untuk lebih jelas mengenal alamat ini, lihat pada bagian Alamat Multicast IPv4.

Kelas E

Alamat IP kelas E disediakan sebagai alamat yang bersifat "eksperimental" atau percobaan dan dicadangkan untuk digunakan pada masa depan. Empat bit pertama selalu diset kepada bilangan biner 1111. 28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali host.




Karakteristik IP Kelas A
Format : 0XXXXXXX.XXXXXXXX.XXXXXXX.XXXXXXXX
Bit Pertama : 0
NetworkID : 8 bit
HostID : 24 bit
Bit Pertama : 0 -126
Jumlah : 126
Range IP : 1.x.x.x – 126.x.x.x
Jumlah IP : 16.777.214
Misalnya IP address 10.0.0.1 maka
Network ID = 10
HostID = 0.0.1
Jadi IP di atas mempunyai host dengan nomor 0.0.1 pada jaringan 10

Karakteristik IP Kelas B
Format : 10XXXXXX.XXXXXXXX.XXXXXXXX.XXXXXXXX
Bit Pertama : 10
NetworkID : 16 bit
HostID : 16 bit
Bit Pertama : 128 -191
Jumlah : 16.384
Range IP : 128.1.x.x – 191.155.x.x
Jumlah IP : 65.532
Misalnya IP address 172.0.0.1 maka
Network ID = 172.0
HostID = 0.1
Jadi IP di atas mempunyai host dengan nomor 0.1 pada jaringan 172.0

Karakteristik IP Kelas C
Format : 110XXXXX.XXXXXXXX.XXXXXXXX.XXXXXXXX
Bit Pertama : 110
NetworkID : 24 bit
HostID : 8 bit
Bit Pertama : 192 – 223
Jumlah : 16.384
Range IP : 192.0.0.x.x – 223.255.255.x.x
Jumlah IP : 254 IP
Misalnya IP address 192.168.1.1 maka
Network ID = 192.168.1
HostID = 1
Jadi IP di atas mempunyai host dengan nomor 1 pada jaringan 192.168.1
Perhitungan IP (IP Subneting)

Misal IP 192.168.1.5 dengan subnet 255.255.255.0 atau dapat dituliskan seperti berikut
Ip            :     192.        168.         1.          5
Subnet : 1111111.1111111.111111.0000000

Sehingga 192.168.1.5/255.255.255.0 atau 192.168.1.5/24

Menghitung network & broadcast
Ip (decimal)  :      192.          168.            1.              5
Ip (binary)    : 11000000.10101000.00000001.00000101
Subnet         : 11111111.11111111.11111111.00000000

Karena /24 maka 11000000.10101000.00000001 sebagai network id menjadi tetap dan tidak dapat di ubah, untuk menentukan host idnya maka 8 bit terakhirlah yang dirubah menjadi 00000000 untuk menentukan network pada subnet dan 11111111 untuk menentukan broadcast dalam subnet
Sehingga 192.168.1 tetap

Network   : 192.168.1.00000000 menjadi 192.168.1.0
Broadcast : 192.168.1.11111111 menjadi 192.168.1.255

Keterangan : 192.168.1 dalam bilangan decimal sedangkan 00000000 dan 11111111 dalam bilangan biner

Menghitung Host ID terendah dan tertinggi
Karena network 192.168.1.0 dan broadcast 192.168.1.255
Maka rentan host berada pada 192.168.1.0-255
Host Terendah = network + 1
                            = 192.168.1.0 + 1
                            = 192.168.1.1

Host Tertinggi = broadcast - 1
                           = 192.168.1.255 – 1
                           = 192.168.1.254

Menghitung Jumlah Host
Karena dalam ip address menggunakan 32 bit bilangan biner maka untuk menentukan jumlah host
32-x = y, jumlah host = 2y  selanjutnya dikurangi 2 untuk network dan broadcastnya
Contoh :
32 – 24 = 8 à 28 = 256 à 256 – 2 = 254


Jadi untuk alamat ip 192.168.1.5/24
Network           : 192.168.1.0
Broadcast         : 192.168.1.255
Host Terendah : 192.168.1.1
Host Tertinggi  : 192.168.1.254
Jumlah Host     : 254

Contoh lain misalkan IP : 172.16.10.13/28

IP          : 172.16.10.13
                10101100.00010000.00001010.00001101
Subnet : 255.255.255.240
                11111111.11111111.1111111.11110000

Network   : 172.16.10.00000000
                      172.16.10.0

Broadcast : 172.16.10.00001111
                      172.16.10.15

Host terendah = 172.16.10.0 + 1
                           = 172.16.10.1

Host tertinggi = 172.16.10.15 – 1
                          = 172.16.10.14

Jumlah Host
32 – 28 = 4 à 24 = 16 à 16 – 2 = 14

Jadi untuk alamat ip 172.16.10.13/28
Network           : 172.16.10.0
Broadcast         : 172.16.10.15
Host Terendah : 172.16.10.1
Host Tertinggi  : 172.16.10.14
Jumlah Host     : 14

Tambahan :
Untuk IP kelas yang lebih di atas dapat memakai subnet ip kelas yang di bawahnya,sedangkan untuk ip yang kelasnya di bawah tidak dapat memakai ip yang kelasnya lebih di atas. Misalnya ip kelas A dapat memakai subnet ip kelas C, sedangkan ip kelas C tidak dapat memakai subnet ip kelas A
Contoh : 10.0.0.1/28 192.168.1.1/10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar